4 Prinsip Hidup yang Saya Pegang Sampai Sekarang

Prinsip Hidup

rismanbro.com - Hidup di zaman sekarang bukanlah perkara mudah, kadang saya berpikir tujuan hidup itu untuk apa sih? Apakah hidup itu hanyalah terlahir ke dunia, kemudian menjadi anak-anak, bersekolah, tercapai cita-cita, menikah, punya anak, tua kemudian mati. Apakah kita hidup hanya sebatas itu?

Prinsip Hidup Saya

Pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang di dalam pikiran, hingga saat ini saya mulai menyadari bahwa ada tugas yang kita emban. Memainkan peran kita dengan sebaik-baiknya, bukankah setiap dari kita adalah tokoh/pemeran utama dalam hidup kita masing-masing.

Untuk itu pada kesempatan kali ini saya hanya ingin berbagi prinsip hidup saya dalam menjalani hidup, karena bagi saya seseorang itu harus punya prinsip hidup agar tidak gampang terombang-ambing dalam menjalani kehidupan.

1. Jadilah Dirimu Sendiri 

Mungkin ini terdengar sepeleh yah. Lah saya sudah menjadi diri saya kok!, coba tanyakan lagi dalam diri kita, sudah kah kita menjadi diri kita sendiri. Karena bagi saya seperti ini, tidak jarang untuk bisa diterima dalam suatu lingkungan pergaulan, kita harus dituntut untuk terlihat baik.

Jika menjalani hal yang seperti itu, di suatu titik  akan merasa capek, lelah, tertekan. Karena kenapa? Itu bukan diri kita yang sesungguhnya, berpura-pura itu adalah hal yang sangat melelahkan bro. Setiap manusia itu spesial, unik, dan otentik. Artinya apa, jangan pernah menjadi orang lain, karena ketika kalian menjadi orang lain, maka yang menjadi anda siapa???

Lebih baik terlihat jelek di depan orang-orang daripada berpura-pura untuk terlihat baik. Ini opini saya, kalian bisa setuju ataupun tidak. Untuk menyenangkan semua orang itu hal yang mustahil, pasti ada saja yang tidak suka dengan kita. Jika ingin memikirkan pendapat setiap orang, maka akan capek untuk menjalani hidup.

2. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan

Tidak sedikit berita yang kita lihat baik itu di media sosial maupun di televisi manusia saling menghujat, bertengkar, mencaci maki bahkan saling membunuh, menumpahkan darah  atas nama inilah atas nama itulah. Mau sampai kapan kita harus memaksakan apa yang diyakini agar bisa diyakini juga oleh orang lain.

Keyakinan itu perlu, tapi ketika keyakinan sudah mendorong  untuk tidak memiliki lagi nilai-nilai kemanusiaan, artinya ada yang salah dengan apa yang  diyakini, atau mungkin kitanya yang salah dalam memaknai keyakinan itu. 

Konflik di timur tengah cukup menjadi pelajaran untuk kita, bahwa memaksakan itu hanya akan menimbulkan kehancuran. Tidak usah jauhlah, di negeri kita sendiri sudah berapa banyak kasus terkait dengan kemanusiaan, banyak sekali bukan?.

Jangan memaksakan hal yang berbeda untuk menjadi sama, pelangi saja menjadi indah karena tersusun dari warna yang berbeda. Tidaklah masalah jika kita berbeda dalam hal agama, ras, suku tapi kita tetap satu dalam hal kemanusiaan.

3. Kebaikan Tidak Usah di Umbar

Saya pernah membaca buku "Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya", buku ini karya dari Rusdi Mathari. Buat kalian yang mencari buku bacaan yang diselingi dengan humor yang ringan dan enak untuk di baca, silahkan baca buku ini. Ada satu hal yang tidak bisa saya lupakan ketika membaca buku ini, terkait dengan pemaknaan ikhlas.

Ketika kita di tanya, apakah masih ingat berapa kali buang air kecil maupun buang air besar dalam seminggu? sebulan yang lalu? setahun yang lalu? Tentu kita tidak akan ingat sudah berapa kali. Maka seperti itulah yang dinamakan ikhlas, buang air itu bagaikan amalan yang dilakukan, kita mengeluarkannya, tidak menahan, dan segera melupakannya.

Bagaimana dengan kehidupan sekarang? Apakah perlu kebaikan itu di publikasikan di media sosial? Setiap melakukan kebaikan harus foto dulu, kemudian dijadikan story di medsos. Bukannya ikhlas, bisa saja larinya sudah ke arah riya. 

4. Open Minded (Pikiran yang Terbuka)

Kehidupan itu sifatnya dinamis, artinya bahwa akan selalu ada hal-hal baru yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang selama ini menjadi kebiasaan (habit) kita.  Hanya karena hal itu mungkin berbeda dengan pandangan kita lantaskan mengatakan bahwa itu salah, itu tidak benar, itu tidak sesuai dengan kepercayaan kita. 

Open minded itu tidak sesederhana yang netizen katakan di media sosial. Justru jika ada orang yang mengatakan kamu tidak open minded,  bisa jadi dia-nya sendiri yang tidak open minded. Ketika kita sudah memiliki pikiran yang terbuka, artinya kita mencoba untuk mendengarkan, berdiskusi dengan orang yang berbeda padangan dengan kita.


Mungkin itu kawan, yang bisa saya sharing ke kalian mengenai prinsip hidup. Kalian bisa setuju maupun tidak dengan statement saya. Mari kita ngopi, jika ada hal yang ingin ditanyakan. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Kuskus Pintar
    Kuskus Pintar 2 September 2020 pukul 21.04

    "Jadilah dirimu sendiri," terdengar sederhana, namun kadang sulit untuk melakukannya. Kadang saya sering membanding-bandingkan proses hidup saya, terutama dalam hal menulis. Ada blogger yang bisa update setiap hari, rasanya tuh iri pengen kek dia. Tapi, ya gitu saya belum mampu sepertinya. Nah mungkin peran kalimat "Jadilah dirimu sendiri" perlu ditanam lagi ke diri saya pribadi ^_^

Add Comment
comment url